Sabuk polos atau hitam secara
mendasar mengandung arti bahwa siswa yg berada di tingkat polos adalah
siswa yg buta atau tidak mengetahui dgn baik organisasi Persaudaraan
Setia Hati Terate. Warna hitam menunjukkan warna dasar dari pakaian SH
Terate sehingga warna sabuk polos dapat berarti juga siswa polos adalah
siswa yg baru blajar dan baru mengenal Persaudaraan Setia Hati Terate
dan tidak boleh ditunjukan kepada orang lain.
2. ARTI SABUK JAMBON
Sabuk
jambon secara mendasar mengandung maksud bahwa siswa jambon adalah
siswa yg mulai mengenal SH Terate dan mengenal arah yg benar. Warna
jambon mengandung arti warna keragu-raguan, jadi sifat ragu-ragu selalu
ada di siswa tingkatan jambon. Dalam berbagai sumber, jambon juga
mengandung maksud adalah sifat matahari yg terbit atau sifat matahari
yg terbenam, yaitu sifat yg mulai mengarah ke suatu kepastian tetapi
masih dalam taraf mengantung dan belum tetap wataknya.
3. ARTI SABUK IJO/HIJAU
Sabuk
hijau secara mendasar mengandung maksud bahwa siswa hijau adalah siswa
yg sudah mantap/tenang hatinya. Warna hijau mengandung arti warna
keadilan dan keteguhan dalam menjalani sesuatu. Sifat inilah yg di
harapkan terbentuk pada siswa hijau, dimana siswa tersebut maupun
berbuat adil, mulai dididik untuk madep, karep, mantep, dengn
mengutamakan ajaran SH Terate.
4. ARTI SABUK PUTIH (kecil)
Sabuk putih atau
putih kecil adalah tingkatan siswa yg terakhir dalam latihan
Persaudaraan Setia Hati Terate. Sabuk putih berarti bahwa seseorang yg
telah mencapai tingkatan ini adalah orang yg telah mengerti arah yg
sebenarnya dan telah mengetahui perbedaan antara benar dan salah. Pada
tingkatan ini, seorang siswa akan menamatkan pelajaran SH Terate baik
pelajaran olah kanuragan (beladiri) maupun pelajaran
kerohanian/ke-SH-an.
Warna putih melambangkan kesucian, oleh karena itu sifat dan watak yg diharapkan dari siswa tingkat putih adalah siswa tersebut dapat bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, dan bersikap tenang seperti air yg mengalir. Dalam suatu pepatah SH Terate disebutkan “tiniti liring, tindak ing ati”.
Warna putih melambangkan kesucian, oleh karena itu sifat dan watak yg diharapkan dari siswa tingkat putih adalah siswa tersebut dapat bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, dan bersikap tenang seperti air yg mengalir. Dalam suatu pepatah SH Terate disebutkan “tiniti liring, tindak ing ati”.