Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial [social networking] yang saat ini sudah mendunia. Bahkan Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya merupakan pengguna facebook terbanyak di dunia. Facebook bahkan sudah menjadi bagian kehidupan bagi sebagaian kalangan. Dan kalangan yang paling akrab dengan facebook adalah kalangan remaja. Hampir seluruh remaja saat ini sudah memiliki akun facebook dan hampir mustahil seorang remaja tidak mengenal facebook samasekali.
Secara langsung dan tidak langsung, facebook memberi dampak baik maupun buruk bagi remaja Sebuah konten di dunia maya, sejatinya sama dengan “lokasi”, atau sama dengan “benda” di dunia nyata. Dalam hal ini, Facebook boleh disamakan dengan Mall, Plaza, Cafetaria, SMS, Chat, dan senjata api.
Sebagai sebuah objek, layanan ini tidak dapat dimasukkan sebagai penyebab melencengkan pengguna secara orientatif. Sebab pengguna, memiliki pilihan ketika menggunakan objek-objek layanan tersebut. Facebook adalah layanan, maka sebagai layanan domain ini adalah pula wilayah publik.
Studi terbaru tentang perilaku online remaja mungkin perlu dipertimbangkan pengembang Facebook. Pasalnya, para remaja saat ini lebih condong beralih ke Twitter dan media sosial lainnya karena terlalu banyak orang dewasa dan hal-hal konyol di Facebook.
Kita tahu, bahwa facebook adalah media yang proses kerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan gelombang elektromagnetis. Media elektronik menyampaikan pesan dengan cara mendengarkan suara (audial) dan memperlihatkan gambar (visual). Media ini kemudian bagi masyatakat disukai karena memiliki beberapa kelebihan antara lain: mudah didapatkan terutama di kota-kota besar, harga relatif murah (saat ini), mudah memberikan informasi secara jelas, cepat, dan akurat, serta dapat menjangkau khalayak yang luas, serta siapapun bisa mengaksesnya dengan mudah, tidak terkecuali anak-anak hingga orang dewasa, baik yang berpendidikan, maupun kurang terdidik.
Menyikapi banyaknya dampak negatif yang terjadi karena facebook, maka upaya mengajarkan etika bermedia menjadi hal penting yang harus dilakukan. Sekolah sebagai institusi formal diharapkan mampu merancang kurikulum khusus untuk mengajarkan etika bermedia pada para siswa agar tidak sekedar mengajarkan Teknologi Informasi (IT) semata. Sejauh ini dalam pengamatan saya, guru IT dan guru Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah formal hanya sibuk mengajarkan berbagai program mutakhir IT dan tata bahasa yang baik dan benar semata dan tidak disertai dengan memberi pemahaman kepada anak didik tentang etika penggunaan IT yang diajarkan itu. Akibatnya, para siswa dengan gampang mengikuti perkembangan teknologi yang ada, lalu menggunakannya secara salah atau untuk tujuan yang salah.
Facebook menemui masalah dalam beberapa tahun terakhir seperti pemblokiran pada negara Suriah, Iran dan beberapa tempat kerja agar para pekerja tidak menyalahgunakan waktu kerjanya untuk membuka Facebook. Dan masalah tentang tuduhan bahwa Zuckerber mencuri kode program dari teman-temanya untuk membuat Facebook (Anonim, 2009).
Di kalangan remaja facebook sangat diminati, terlihat dari antusias mereka yang sangat sering menggunakan jaringan sosial ini untuk berkomunikasi dengan teman-teman mereka. Bahkan terkadang sampai ada yang lupa waktu jika telah bermain dengan jaringan sosial yang satu ini. Hal ini tentu saja dapat berdampak pada diri remaja tersebut. Misalnya saja bagi mereka yang lupa waktu jika sudah kecanduan facebook, hal ini tentu saja dapat membuang waktu mereka. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, malah digunakan untuk bermain di dunia maya ini secara langsung hal ini akan mengakibatkan penurunan prestasi yang dimiliki remaja tersebut .
Namun sisi lain facebook juga memiliki dampak positif, diantaranya adalah bahwa dengan facebook seseorang dapat berkomunikasi kembali dengan teman lamanya yang mungkin saja sudah lama tidak bertemu. Dengan facebook juga dapat membentuk suatu obrolan antar teman yang tentu saja hal ini dapat menjaga hubungan silaturahmi seseorang. Melihat dari dampak negative dan positif yang ditimbulkan oleh facebook kini tergantung dari bagaimana kita menyikapi serta menggunakan facebook tersebut secara bijak.
Secara langsung dan tidak langsung, facebook memberi dampak baik maupun buruk bagi remaja Sebuah konten di dunia maya, sejatinya sama dengan “lokasi”, atau sama dengan “benda” di dunia nyata. Dalam hal ini, Facebook boleh disamakan dengan Mall, Plaza, Cafetaria, SMS, Chat, dan senjata api.
Sebagai sebuah objek, layanan ini tidak dapat dimasukkan sebagai penyebab melencengkan pengguna secara orientatif. Sebab pengguna, memiliki pilihan ketika menggunakan objek-objek layanan tersebut. Facebook adalah layanan, maka sebagai layanan domain ini adalah pula wilayah publik.
Studi terbaru tentang perilaku online remaja mungkin perlu dipertimbangkan pengembang Facebook. Pasalnya, para remaja saat ini lebih condong beralih ke Twitter dan media sosial lainnya karena terlalu banyak orang dewasa dan hal-hal konyol di Facebook.
Kita tahu, bahwa facebook adalah media yang proses kerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan gelombang elektromagnetis. Media elektronik menyampaikan pesan dengan cara mendengarkan suara (audial) dan memperlihatkan gambar (visual). Media ini kemudian bagi masyatakat disukai karena memiliki beberapa kelebihan antara lain: mudah didapatkan terutama di kota-kota besar, harga relatif murah (saat ini), mudah memberikan informasi secara jelas, cepat, dan akurat, serta dapat menjangkau khalayak yang luas, serta siapapun bisa mengaksesnya dengan mudah, tidak terkecuali anak-anak hingga orang dewasa, baik yang berpendidikan, maupun kurang terdidik.
Menyikapi banyaknya dampak negatif yang terjadi karena facebook, maka upaya mengajarkan etika bermedia menjadi hal penting yang harus dilakukan. Sekolah sebagai institusi formal diharapkan mampu merancang kurikulum khusus untuk mengajarkan etika bermedia pada para siswa agar tidak sekedar mengajarkan Teknologi Informasi (IT) semata. Sejauh ini dalam pengamatan saya, guru IT dan guru Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah formal hanya sibuk mengajarkan berbagai program mutakhir IT dan tata bahasa yang baik dan benar semata dan tidak disertai dengan memberi pemahaman kepada anak didik tentang etika penggunaan IT yang diajarkan itu. Akibatnya, para siswa dengan gampang mengikuti perkembangan teknologi yang ada, lalu menggunakannya secara salah atau untuk tujuan yang salah.
Facebook menemui masalah dalam beberapa tahun terakhir seperti pemblokiran pada negara Suriah, Iran dan beberapa tempat kerja agar para pekerja tidak menyalahgunakan waktu kerjanya untuk membuka Facebook. Dan masalah tentang tuduhan bahwa Zuckerber mencuri kode program dari teman-temanya untuk membuat Facebook (Anonim, 2009).
Di kalangan remaja facebook sangat diminati, terlihat dari antusias mereka yang sangat sering menggunakan jaringan sosial ini untuk berkomunikasi dengan teman-teman mereka. Bahkan terkadang sampai ada yang lupa waktu jika telah bermain dengan jaringan sosial yang satu ini. Hal ini tentu saja dapat berdampak pada diri remaja tersebut. Misalnya saja bagi mereka yang lupa waktu jika sudah kecanduan facebook, hal ini tentu saja dapat membuang waktu mereka. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, malah digunakan untuk bermain di dunia maya ini secara langsung hal ini akan mengakibatkan penurunan prestasi yang dimiliki remaja tersebut .
Namun sisi lain facebook juga memiliki dampak positif, diantaranya adalah bahwa dengan facebook seseorang dapat berkomunikasi kembali dengan teman lamanya yang mungkin saja sudah lama tidak bertemu. Dengan facebook juga dapat membentuk suatu obrolan antar teman yang tentu saja hal ini dapat menjaga hubungan silaturahmi seseorang. Melihat dari dampak negative dan positif yang ditimbulkan oleh facebook kini tergantung dari bagaimana kita menyikapi serta menggunakan facebook tersebut secara bijak.