Program MNCTV Pahlawan untuk Indonesia telah menemukan 10 orang yang berhak menerima penghargaan program yang digagas stasiun televisi MNCTV ini. Program penganugerahan yang diberikan untuk sosok-sosok berdedikasi tinggi di masyarakat ini telah dilangsungkan pekan lalu di Ballroom XXI Djakarta Theater, Rabu (24/10) dan ditayangkan MNCTV Sabtu (27/10).
Peraih penghargaan akan menerima trofi dan piagam penghargaan. Selain itu, mereka juga masing-masing akan menerima sejumlah bantuan uang dan peralatan lain sesuai dengan kebutuhan dari kegiatan mereka masing-masing.
Mardiana Maya Satrini | 46 tahun | Singkawang, KalBar
Bidang Kegiatan : Sosial
Mardiana Maya Satriani, sudah lebih dari 30 tahun mengabdikan dirinya sebagai pejuang kemanusiaan. Perempuan yang biasa dipanggil Kak Lung ini memberikan pendampingan dan kunjungan ke beberapa daerah di tempat kelahirannya, Singkawang, Kalimantan Barat. Kegiatan Maya mulai dari memberikan penyuluhan tentang penyakit HIV-AIDS, sampai kepada pemberdayaan wanita mantan PSK.Matheus Antonius Krivo | 40 tahun | Soe, NTT
Bidang Kegiatan : Ekonomi
Matheus Antonius Krivo, kelahiran Flores, tergerak hatinya mengatasi masalah rawan pangan dengan memberdayakan potensi pertanian di desa-desa kawasan Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Pemahaman dan kebiasaan pola bertani yang salah menjadi penyebab terjadinya rawan pangan. Dengan konsep menjadikan lahan sebagai lumbung yang senantiasa mampu menyediakan kebutuhan pangan sepanjang tahun, ia berusaha memberikan pengarahan kepada para petani sejak 2006.Syamsudin | 43 tahun | Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Bidang Kegiatan : Lingkungan
Syamsudin, seorang tukang becak, aktif melakukan penghijauan di Banjarmasin sejak 2001. Selama menjalani kegiatan ini, Syamsudin belum pernah mendapatkan bantuan dana dari pemerintah atau masyarakat. Ia juga pantang meminta dana. Semua dilakukannya secara sukarela, karena dia memang sangat cinta penghijauan.Indrawati Sambow | 40 tahun | Sigi, Sulawesi Tengah
Bidang Kegiatan : Pendidikan
Bagi warga sekitar Gunung Gawalise, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Indrawati adalah sosok yang membebaskan mereka dari keterbelakangan. Sebagai guru bantu ia sudah terbiasa berjalan kaki menempuh jarak 10 km dengan kemiringan medan 45 derajat hingga 80 derajat untuk menemui anak didiknya. Jarak tersebut harus ditempuh selama enam jam. Bagi Indrawati, dia cukup puas melihat semangat belajar anak-anak suku Kaili Inde yang ingin maju seperti anak-anak di daerah lainnya.Kaleb Tandamusu | 56 tahun | Poso, Sulawesi Tengah
Bidang Kegiatan : Kesehatan
Kaleb Tandamusu, bekerja sebagai penyuluh kesehatan. Sehari-hari, pria berusia 56 tahun ini, mengumpulkan sisa kotoran manusia untuk diteliti. Sudah 30 tahun Kaleb mengabdikan dirinya sebagai penyuluh kesehatan di daerah berpenyakit endemik schistosomiasis, sebuah penyakit yang berbahaya dan mematikan. Daerah penyuluhan dan penelitiannya terletak di dataran tinggi Lindu, Napu dan Bada, Provinsi Sulawesi TengahNoverius H. Nggili | 37 tahun | Kupang, NTT
Bidang Kegiatan : Ekonomi
Potensi ternak di Kabuptan Kupang tak banyak tergali oleh warga setempat. Noverius Henutesa Nggili, tergerak hatinya untuk mengembangkan potensi ini. Bersama geng motornya, pria kelahiran Maumere ini berkunjung ke desa-desa memberikan penyuluhan dan pelatihan pemanfaatan limbah kotoran hewan. Ia juga kerap memberikan penyuluhan hingga ke daerah pesisir pantai yang kesulitan air bersih, untuk mengubah air laut menjadi air tawar.Muhammad Kalend Osen | 50 tahun | Kediri, Jawa Timur
Bidang Kegiatan : Pendidikan
Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, disebut juga Desa Inggris. Di desa ini hampir semua warganya biasa menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Di desa ini ada lebih dari 100 tempat kursus Bahasa Inggris. Hal ini tak lepas dari peran Muhammad Kalend Osen asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kalend lah yang mulai mengajarkan bahasa Inggris hingga membuka peluang bagi mantan anak didiknya untuk membuka tempat kursus bahasa Inggris.Meri Tabuni | 80 tahun | Jayawijaya, Papua
Bidang Kegiatan : Kesehatan
Meri Tabuni yang akrab disapa dengan nama Mama Meri adalah kader pertama warga asli suku Dani yang dididik menjadi petugas kesehatan. Dia sama seperti warga asli pada umumnya yang buta huruf, namun ia berhasil menjadi seorang mantri dan juga mendidik beberapa warga untuk mengikuti jejaknya. Kini, ia dan beberapa kadernya menetap di Distrik Tagime, sebuah desa di lembah pegunungan Jayawijaya yang berada 1600 meter di atas permukaan laut.Ni Nyoman Suparni | 50 tahun | KarangAsem, Bali
Bidang Kegiatan : Sosial
Keluar masuk LP Anak Karangasem, Bali, bagi Ni Nyoman Suparni adalah hal yang biasa. Di bawah payung ‘Kelompok Peduli Perempuan & Anak Bali dan Women Crisis Centre, ia melakukan berbagai upaya pemberdayaan napi anak. Suparni juga menampung dan memfasilitasi kebutuhan anak-anak yang telah keluar dari lapas di rumahnya dan mencarikan pekerjaan yang halal .Putri Herlina | 23 tahun | Yogyakarta
Bidang Kegiatan : Sosial
Putri Herlina pernah mengalami hidup yang menyakitkan. Terlahir tanpa tangan, dia dibuang orang tuanya dan akhirnya diasuh Yayasan Sayap Ibu, Sleman, Yogyakarta. Setelah dewasa, dia mengabdikan diri di yayasan tersebut. Ia membantu merawat adik-adiknya di panti, mulai dari bayi hingga anak-anak cacat ganda. Ia punya pilihan hidup untuk berkarya di luar, namun Putri memutuskan untuk menghabiskan waktunya di panti.
Responses
0 Respones to "10 PAHLAWAN MNCTV 2012"
Posting Komentar